Jual Roti Buaya di Tanjung Priuk | Tanjung Priuk adalah salah satu tempat yang masih kental dengan kebudayaan Betawi. Daerah ini masih mempertahankan tradisi dan adat istiadat Betawi yang telah ada dari generasi terdahulu. Hingga generasi terkini, masih banyak turunan Betawi yang mempraktekkan budaya Betawi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya terbukti dari pembelian roti buaya pada jual roti buaya di Tanjung Priuk yang hendak digunakan dalam acara hantaran seserahan kepada keluarga mempelai wanita.

Mempertahankan tradisi seperti ini memang dirasa butuh, apalagi di tengah zaman modern. Di saat begitu banyak masyarakat yang tergila-gila dengan budaya modern, Anda tetap mampu memegang teguh tradisi nenek moyang. Bila ditelisik lebih jauh, tradisi semacam ini sangatlah sarat nilai dan makna yang perlu diresapi. Roti buaya misalnya, tak hanya sebuah makanan yang wajib ada dalam acara seserahan, namun memberikan nasehat pada calon pengantin dalam menjalani rumah tangga ke depannya.

Pesan Antar Roti Buaya di Tanjung Priuk

Simbol kesetiaan pria terhadap wanita, istri mereka yang menemani dalam suka maupun duka. Hal ini memang sangat dipercayai oleh masyarakat Betawi dan hidup dalam spesies buaya sendiri. Dimana seekor buaya jantan tak pernah melakukan poligami atau menikah lebih dalam sekali selama hidup. Tentunya hal ini pulalah yang diharapkan ada pada calon mempelai pria terhadap wanita. Tak hanya sekedar membeli dari jual roti buaya di Tanjung Priuk saja, tetapi meresapi makna yang hendak disampaikan.

Bagi para wanita sendiri, tentu pemberian roti buaya ini menjadi kebahagiaan tersendiri. Mereka dirasa mampu meletakkan hidup dan baktinya hanya kepada suami yang mampu bertanggungjawab. Bisa dibilang roti buaya tak hanya bermakna dan menyimbolkan pria saja, tetapi wanita pula. Setidaknya itulah yang bisa terlihat dari roti buaya kecil yang diletakkan di atas buaya jantan. Biasanya memang buaya kecil sebagai perlambang buaya betina (mempelai wanita) dalam pernikahan.

Setelah mengetahui makna dibalik roti buaya tersebut, Anda tentu kini semakin terilhami bukan? Sekurang-kurangnya belajar dan meresapi nasehat yang coba disampaikan nenek moyang terhadap pernikahan. Jangan mudah berputus asa pada masalah yang timbul di tengah pernikahan nantinya, hingga menyebabka kapal karam. Kapal tetap dinakhodai oleh kepala rumah tangga, yakni suami yang membutuhkan musyawarah atau diskusi bersama pasangan (sang istri).

Sayangnya, di tengah masyarakat yang modern saat ini, keberadaan roti buaya bisa dibilang langka. Pasalnya tak setiap hari dan setiap toko roti menyediakan roti buaya di etalase penjualannya. Bagi para peminat ataupun yang membutuhkan, mereka perlu memesan terlebih dahulu pada jual roti buaya di Tanjung Priuk. Setidaknya para peminat telah memesan beberapa hari sebelum roti buaya tersebut diberikan pada acara seserahan ataupun hajatan besar yang hendak dihelat.